Profil Pesantren Almatuq

Posted on April 20, 2011

0


LATAR BELAKANG

بسم الله الرحمن الرحيم

إن الحمد لله نحمده و نستعينه و نستغفره و نعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهد الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له. أشهد أن لا إله إلا الله و أشهد أن محمدا عبده و رسوله.
يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته و لا تموتن إلا و أنتم مسلمون.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أما بعد،
فإن أصدق الحديث كتاب الله، و خير الهدي هدي النبي صلى الله عليه وسلم، وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة و كل بدعة ضلالة و كل ضلالة في النار

Berangkat dari keinginan untuk melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-Nya:

“وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ” [آل عمران : 104]

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”

Maksud ayat ini sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnu Katsîr, dalam kitab Tafsirnya yang monumental, bahwa hendaknya ada satu kelompok dari umat Islam yang menangani secara khusus tugas dakwah ini, walaupun sebenarnya ia merupakan kewajiban setiap individu dari umat Islam sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Dakwah adalah tugas mulia dan pekerjaan yang paling istimewa bagi manusia, sebagaimana dinyatakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-Nya:

[“وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ” [فصلت : 33

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?”

Dalam Tafsir Taisîr al-Karîm al-Rahmân, Syaikh Abd al-Rahmân al-Sa’dî menjelaskan bahwa pertanyaan dalam ayat ini mengandung makna peniadaan secara pasti, maka makna ayat ini adalah: tidak ada seorang pun yang lebih baik perkataannya, perilaku dan keadaannya dari pada orang yang menyeru kepada Allah”.

Hal itu tiada lain karena dakwah adalah tugas para nabi dan rasul, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ” [يوسف : 108]

“Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.”

Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini sebagai berikut: “Perkataan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-Nya yang diutus kepada seluruh manusia dan jin, sebagai perintah untuk mengabarkan kepada mereka, bahwa inilah jalannya, perilaku dan sunnahnya, yaitu dakwah untuk bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang hak selain Allah Semata, tidak ada sekutu baginya. Dia menyeru kepada Allah dengan jalan itu di atas hujjah yang nyata, keyakinan dan bukti. Dia yang melakukan itu dan setiap orang yang mengikutinya selalu berdakwah di atas hujjah yang nyata, keyakinan dan dalil syar’i serta dalil aqli.

Dalam praktiknya, dakwah tidaklah sesempit yang dipahami oleh banyak orang, yang beranggapan bahwa dakwah adalah ceramah atau pidato di atas podium saja. Syaikh al-Sa’dî menjelaskan kepada kita betapa luasnya medan dakwah yang bisa diterjuni oleh setiap Muslim, Beliau menyebutkan beberapa aktifitas yang bisa dikatergorikan sebagai dakwah kepada Allah, di antaranya sebagai berikut:

1.      Mengajar orang-orang yang tidak tahu.

2.      Menasihati orang-orang yang lupa dan berpaling.

3.      Berdebat dengan orang-orang yang menentang.

4.      Menyeru untuk beribadah kepada Allah dengan semua macamnya, mengajak orang untuk melaksanakannya dan memberbaikinya semampu mungkin. Terutama menyeru kepada pokok-pokok agama Islam

5.      Mencegah dari segala yang dilarang oleh Allah, mencelanya dengan segala cara agar orang-orang menjauhinya. Terutama kekufuran dan kemusyrikan yang sangat bertentangan dengan Islam

6.      Membuat manusia mencintai Allah, dengan cara menjelaskan nikmat-nikmat-Nya secara rinci, kebaikan-Nya dan kesempurnaan rahmat-Nya, juga dengan menyebutkan sifat-sifat-Nya yang sempurna dan agung.

7.      Memberikan motivasi untuk mengambil ilmu dan petunjuk dari Kitabullah dan Sunnah Rasulullah, mengajak manusia untuk itu dengan segala cara.

8.      Mengajak kepada akhlak yang mulia, berbuat baik kepada selutuh makhluk, membalas kejelekan orang lain dengan kebaikan, memerintahkan untuk bersilaturahmi dan berbuat baik kepada orang tua.

9.      Menasihati manusia secara umum pada waktu-waktu tertentu, saat terjadi peristiwa-peristiwa dan musibah yang sesuai denan kondisi yang ada.

Dari penjelasan Syaikh as-Sa’dî ini kita bisa menyimpulkan bahwa dakwah adalah sebuah istilah yang mencakup seluruh aktifitas mengajak manusia ke jalan Allah, dan setiap Muslim mempunyai kewajiban untuk melaksanakannya sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Sesungguhnya masyarakat Muslim khususnya di Indonesia saat ini sangat membutuhkan para da’i yang memiliki pemahaman yang benar tentang Islam sesuai pemahaman salaf, yang membimbing mereka ke jalan Allah. Betapa parah kebodohan dan ketidaktahuan serta ketidakpedulian umat terhadap ajaran agamanya, sampai Syaikh Khalid al-Mushlih, murid dan menantu Syaikh ‘Utsaimin, berseloroh: “Anak saya yang baru kelas 4 Ibtidaiyyah saja, bisa jadi da’i di Indonesia ini.”

Berdasarkan itu semua, Pesantren Al-Ma’tuq memiliki visi menjadi Pesantren yang berkhidmah untuk dakwah. Artinya Pesantren akan mengerahkan segala potensi yang dimiliki untuk kepentingan dakwah dalam arti yang luas dan menyeluruh mencakup semua aktifitas yang telah disebutkan tadi. Dakwah yang dibangun di atas manhaj yang benar, dengan sumber Al-Qur’an dan Sunnah menurut pemahaman salaf, yang akan menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia.
Dengan visi tersebut, Pesantren Al-Ma’tuq mengemban dua misi:

1.      Mengembangkan dakwah Ahlussunnah wal jama’ah sesuai pemahaman salafus-shalih.

2.      Menebarkan rahmat untuk seluruh umat.

Untuk merealisasikan visi dan misinya Pesantren membagi dua bidang dakwah, yaitu dakwah internal dan dakwah eksternal. Dalam dakwah eksternal, ada beberapa aktivitas yang dilakukan pesantren di antaranya: ta’lim rutin untuk masyarakat umum yang dilakukan di dalam Pesantren maupun di luar Pesantren; pemberian beasiswa dan pembinaan anak-anak yatim di luar pesantren; santunan untuk janda dan jompo, dan lain-lain.

Sedangkan dalam dakwah internal, Pesantren yang identik dengan lembaga pendidikan mengambil perannya dalam pendidikan tingkat menengah pertama (marhalah mutawassithah) dan menengah atas (marhalah tsanawiyah), ditambah program I’dad Lugahwi bagi tamatan SMP (dan yang sederajat) dari luar pesantren yang ingin masuk di marhalah tsanawiyah.

Pada tahun ajaran 1432-1433 H/2011-2012 M mulai dibuka marhalah mutawassithah untuk puteri, setelah sebelumnya hanya menerima santri putera.

و صلى الله على محمد و على آله و صحبه و سلم. و آخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

Sejarah Singkat

Ma’had Al-Ma’tuq pada awalnya merupakan lembaga sosial di bawah binaan Yayasan Lajnah Khairiyah Musytarakah Jakarta, yang menampung anak-anak yatim dari berbagai daerah di Indonesia. Diresmikan pada tanggal 2 Dzul-Qa’dah 1417 H / 11 Maret 1997 M, oleh Bupati Sukabumi dan Duta Besar Kuwait untuk Indonesia pada saat itu. Dalam perkembangan selanjutnya Pesantren Al-Ma’tuq menyelenggarakan pendidikan sendiri, dan masih dikhususkan untuk anak-anak yatim. Baru pada tahun ajaran 2007-2008 dimulai penerimaan santri-santri non yatim.

Secara administrasi pemerintahan, Pesantren Al-Ma’tuq berada di wilayah Kabupaten Sukabumi, tetapi secara geografis lebih dekat ke pusat Kota Sukabumi. Jarak antara Pesantren Al-Ma’tuq dengan pusat Kota Sukabumi adalah +7 km, sedangkan dengan pusat Kabupaten Sukabumi berjarak sekitar 70 km. Dengan kondisi seperti itu, Pesantren sangat mudah dijangkau dengan kendaraan umum atau pribadi, baik dari arah Bogor dan Jakarta maupun dari arah Cianjur dan Bandung.

Pesantren Al-Ma’tuq juga memiliki letak geografis yang strategis di kaki gunung Gede dan berada di lintasan rekreasi bukit dan danau situgunung, berhadapan dengan suasana kehidupan dinamis di segitiga Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. Dengan suasana desa yang asri dan udara yang sejuk, dan latar belakang pesawahan yang terhampar sejauh mata memandang, merupakan suasana yang sangat kondusif dan sangat mendukung untuk para santri berkonsentrasi menuntut ilmu.

VISI

Pesantren yang berkhidmah untuk dakwah

MISI

Mengembangkan dakwah Ahlussunnah wal jama’ah sesuai pemahaman salafus-shalih dan menebarkan rahmat untuk seluruh umat.

TUJUAN

  1. Melahirkan generasi yang menguasai berbagai disiplin ilmu terutama bidang aqidah dan syari’ah sesuai pemahaman salafus shalih.
  2. Mencetak da’i-da’i yang berkepribadian Islami dalam aqidah, ibadah, maupun akhlaq, dan memiliki mental yang tangguh dalam menghadapi kendala dakwah, serta memiliki keterampilan hidup untuk menghadapi tantangan zaman dan persaingan global.

Program Pendidikan

Pendidikan dilaksanakan selama 6 tahun, terdiri dari program Mutawassithah (setingkat SMP) dan dilanjutkan ke program Tsanawiyah (setingkat SMA). Siswa akan mendapatkan ijazah resmi negara (Tsanawiyah dan Aliyah) serta ijazah Pesantren.

Pada tahun ajaran 2010/2011 ini akan dibuka kembali program I’dad lughawi (persiapan bahasa) bagi siswa non yatim tamatan SMP/sederajat. Dilaksanakan selama satu tahun, selanjutnya bagi yang memenuhi kualifikasi akademik langsung diterima di tingkat Tsanawi pada tahun ajaran berikutnya (2011/2012)

Kurikulum

Banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari siswa di sekolah atau perguruan tinggi. Anggapan ini disebabkan oleh adanya pandangan tradisional yang mengatakan bahwa kurikulum hanya rencana pelajaran. Pandangan ini walaupun tidak seratus persen salah, namun menjadikan kurikulum bermakna sempit, yang implikasinya menjadikan pendidikan sebuah proses penjejalan anak didik dengan pengetahuan yang terkadang tidak berhubungan dengan kehidupan nyata.

Pandangan yang lebih maju tentang kurikulum adalah semua yang secara nyata terjadi dalam proses pendidikan. Atas dasar ini maka inti kurikulum adalah pengalaman belajar. Ternyata pengalaman belajar yang banyak pengaruhnya dalam pendewasaan anak, tidak hanya mempelajari mata pelajaran-mata pelajaran, tetapi banyak hal lain, seperti interaksi sosial di lingkungan sekolah, kerja sama dalam kelompok, interaksi dengan lingkungan fisik, dan lain-lain.

Dengan pengertian kurikulum di atas maka sekolah dapat dianggap sebagai miniatur masyarakat, atau masyarakat dalam bentuk mini. Dan memang demikian, jika orang ingin meneropong masyarakat, teroponglah sekolah-sekolahnya. Bila sekolah penuh disiplin, maka masyarakat itu kira-kira seperti itu; bila sekolah penuh dengan penipuan, maka penipuan itu juga akan terdapat dalam masyarakat, dan begitu seterusnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka kurikulum itu isinya luas sekali, seluas isi masyarakat. Namun untuk memudahkan, isi kurikulum yang luas itu dapat dikelompokkan menjadi empat saja, yaitu tujuan, isi, pola belajar-mengajar, dan evaluasi.

Akan halnya Pesantren Al-Ma’tuq juga mendesain kurikulum pendidikan Islam yang terpadu sesuai dengan visi dan misi Peantren, yang terdiri dari empat komponen: 1) tujuan, 2) isi, 3) pola belajar-mengajar, dan 4) evaluasi.

A. Tujuan Pendidikan di Pesantren Al-Ma’tuq

Selaras dengan visi dan misi ditetapkan dua tujuan utama pendidikan di Pesantren Al-Ma’tuq sebagai berikut:

  1. Melahirkan generasi Muslim yang menguasai berbagai disiplin ilmu terutama bidang aqidah dan syari’ah sesuai pemahaman salafus shalih.
  2. Mencetak da’i-da’i yang memiliki manhaj yang benar dalam aqidah, ibadah, maupun akhlaq, dan memiliki mental yang tangguh dalam menghadapi kendala dakwah, serta memiliki keterampilan hidup untuk menghadapi tantangan zaman dan persaingan global.

Dalam pelaksanaannya ditetapkan target-target yang akan dicapai dan menjadi kompetensi setiap santri setelah menempuh masa pendidikan selama enam tahun bagi santri tamatan SD dan yang sederajat, atau empat tahun bagi santri tamatan SMP dan yang sederajat.

Kompetensi lulusan Pesantren Al-Ma’tuq adalah:

  1. Hafal minimal 6 juz al-Quran (juz 28,29,30, 1, 2, 3)
  2. Memahami aqidah ahlussunnah wal jama’ah sesuai pemahaman salafus-shaleh
  3. Memahami ilmu-ilmu syar’i sesuai pemahaman salafus-shaleh dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Mampu berkomunikasi dengan bahasa Arab dan Inggris
  5. Mampu berpidato bahasa Arab dan bahasa Inggris
  6. Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi
  7. Mampu hidup mandiri dan memiliki keterampilan untuk menghadapi tantangan zaman

B. Isi Kurikulum

Secara umum, isi kurikulum terdiri dari ilmu-ilmu syar’i, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, dan ilmu-ilmu umum. Materi-materi untuk setiap bidang tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

1. Materi ilmu-ilmu syar’i yang terdiri dari:
a. Al-Qur’an
b. Tajwid
c. Hadits
d. Aqidah
e. Fiqh
f. Sirah Nabawiyyah dan Sejarah Islam

Untuk marhalah Tsanawi materi-materi ilmu syar’i diperkaya lagi dengan materi-materi yang memberikan wawasan keislaman yang lebih luas dan mendalam, yang terdiri dari:
a. Ulum al-Qur’an
b. Musthalah al-Haidts
c. Ushul Fiqh
d. Faraidh
e. Fiqh Da’wah

2. Materi Bahasa Arab terdiri dari:
a. Tadrib
b. Ta’bir
c. Fahm al-Maqru
d. Imla
e. Nahw
f. Sharf

3. Materi Bahasa Inggris terdiri dari:
a. Reading
b. Conversation

4. Materi ilmu-ilmu umum terdiri dari:
a. Bahasa Indonesia
b. Matematika
c. IPA
d. IPS

Untuk materi-materi bahasa Inggris dan ilmu-ilmu umum digunakan Kurikulum Departemen Agama yang dikembangkan dan disesuaikan dengan visi dan misi pesantren.

C. Pola Pembelajaran

Berbeda dengan lembaga pendidikan formal yang berbentuk sekolah pada umumnya, pola pembelajaran di Pesantren Al-Ma’tuq dirancang untuk mencapai target yang telah ditetapkan, maka kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara terus menerus dan bervariasi dari segi waktu dan tempat.

Untuk pencapaian target hapalan, kegiatan belajar difokuskan di masjid dengan metode halaqah yang dilaksanakan setiap hari setelah shalat shubuh dan magrib. Setiap halqah terdiri dari 10 – 15 orang dibimbing oleh seorang pembimbing.

Untuk lebih memacu semangat santri dalam menghafal Al-Qur’an, Pesantren memberikan motivasi yang tinggi kepada para santri untuk menghafal Al-Qur’an lebih dari sekedar memenuhi target, dengan memberikan hadiah kepada santri-santri yang memiliki hapalan di atas target.

Untuk pembinaan pemahaman aqidah, ibadah dan muamalah yang benar sesuai pemahaman salaf, kegiatan pembelajaran dilaksanakan di kelas dari jam 07.00 – 12.00. Seluruh santri dibagi per kelas sesuai dengan jenjang dan kelasnya. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah dan diskusi. Di samping itu dilaksanakan pula kajian umum tentang ilmu-ilmu syar’i yang disampaikan oleh asatidz yang berkompeten setiap malam kamis di Mesjid Pesantren.

Untuk pembinaan pengamalan sunnah dalam kehidupan sehari-hari, pembelajaran dilakukan dalam bentuk pembiasaan dengan bimbingan semua asatidz yang tinggal di Pesantren. Shalat berjamaah di mesjid Pesantren adalah kegiatan pendidikan yang sangat esensial dalam membentuk generasi muslim harapan. Maka tidak salah bila shalat berjamaah dijadikan sebagai sentral kegiatan dan barometer keberhasilan pendidikan di Pesantren.

Di samping pembinaan ketaatan dan kepatuhan terhadap sunnah , shalat jamaah juga dijadikan sarana interaksi antararRasulullah santri dengan santri dan santri dengan seluruh asatidz. Hal ini sangat penting dalam pembinaan mental dan kepribadian santri, untuk menjadikan kebersamaan dan keharmonisan sebagai sarana pembinaan iman menuju terbentuknya pribadi mu’min yang menjunjung tinggi persaudaraan. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:

“ترَى الْمُؤْمِنِينَ فِي تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى”

“Engkau lihat orang-orang yang beriman itu dalam kasih-sayang, cinta dan empati mereka laksana satu tubuh. Bila salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh badan merasakannya dengan tidak bisa tidur dan demam.” (H.R. Bukhari)

Untuk pencapaian target penguasaan bahasa Arab, materi-materi ilmu syar’i sejak kelas 2 Mutawassith menggunakan buku paket berbahasa Arab. Di samping itu pembiasaan penggunaan bahasa Arab dalam komunikasi sehari-hari, menjadi satu hal yang sangat diperhatikan dan didorong sedemikian rupa. Demikian pula untuk penguasaan bahasa Inggris, walaupun porsinya tidak sebesar Bahasa Arab. Dalam keseharian diberlakukan pekan wajib berbahasa Arab dan pekan wajib berbahasa Inggris.

Untuk pencapaian target kemampuan berpidato dalam tiga bahasa dilaksanakan latihan berpidato tiga bahasa dalam dua bentuk kegiatan:

a. latihan pidato harian
Setiap santri diberikan giliran untuk berpidato setiap hari setelah shalat shubuh dan ashar. Untuk santri-santri di jenjang mutawassith pidato disampaikan dalam bahasa Indonesia atau bahasa Arab. Sedangkan untuk jenjang tsanawi pidato disampaikan dalam bahasa Arab atau bahasa Inggris.

b. latihan pidato pekanan
Dalam satu pekan ada tiga kali latihan pidato bahasa Arab, Inggris dan Indonesia. Latihan pidato bahasa Arab dilaksanakan pada hari Senin pukul 13.30 – 14.40. Latihan pidato bahasa Inggris pada hari Kamis pukul 13.30 – 14.40. Latihan pidato bahasa Indonesia hari Sabtu malam, pukul 20.00 – 21.00.

Dalam latihan pidato pekanan ini, santri dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok mempunyai tempat masing-masing untuk melakukan latihan.

Untuk pembinaan kemandirian, kedisiplinan kebersihan dan ketertiban, setiap santri diberikan tugas piket baik di kamar maupun di kelas, yang dilaksanakan setiap hari secara bergiliran. Di samping itu, setiap hari libur dilaksanakan pembersihan umum seluruh area pesantren oleh santri-santri dengan bimbingan asatidz yang ditugaskan.

Di samping itu semua, mengingat padatnya kegiatan yang harus dilaksanakan oleh santri, diperlukan waktu senggang untuk penyegaran dan pemeliharaan kesehatan tubuh. Untuk itu setiap sore dari jam 16.15 – 17.00 santri diberikan waktu untuk berolahraga, di samping kegiatan tambahan seperti kaligrafi, beladiri dan menjahit.

Juga pada pertengahan semester santri-santri diajak belajar di luar Pesantren melalui program perkemahan Islami, yang melibatkan seluruh santri dan asatidz, demi mempererat rasa kekeluargaan dan menghilangkan kepenatan serta kejenuhan yang mungkin dirasakan karena kegiatan keseharian yang cukup padat.

Dalam kegiatan harian bisa proses pendidikan dengan pola pembelajaran yang variatif, dalam rangka memenuhi target kompetensi santri.

Posted in: Profil Pesantren